Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Nasi aking??? Waktu pertama kali dengar aku sempet mengernyitkan dahi, "Apaan tuh?". Dari tayangan berita SCTV, ternyata nasi aking adalah nasi yang dihasilkan dari nasi sisa.
Proses pengolahannya, nasi sisa dijemur semalaman hingga kering. Begitu akan dimasak, nasi kering ini dicuci dan direndam kurang lebih selama 1 jam. Setelah itu siap dimasak seperti biasa. Kalau ada, bisa dicampur dengan kelapa. Kalau tak ada, dengan garam pun tak mengapa.
Sebenarnya nasi sisa ini biasa digunakan untuk pakan ternak bebek. Tapi, percayakah anda, ternyata ada orang yang makan nasi aking. Nasi yang sebenarnya hanya layak dikonsumsi ternak!
Didaerah Serang, Banten, ada 1 keluarga yang makan nasi aking setahun belakangan ini. Kenapa? Agar tidak kelaparan dan kemiskinan.
Sang bapak *rata-rata* berpenghasilan hanya 5 ribu rupiah per hari, tak jarang malah tak dapat hasil sama sekali. Dengan seorang istri dan 8 orang anak, butuh 2 liter beras setiap harinya. Jelas tak cukup untuk membeli beras yang harganya terus meroket *kira-kira Rp.4000 per liter*, bahkan untuk beras kualitas jelek sekalipun.
Nasi aking hanya seharga seribu rupiah per liter. Terkadang si ibu mengumpulkan langsung nasi-nasi sisa dari tetangga. Jika ada uang lebih, bisa untuk membeli tahu, tempe atau oncom untuk teman makan. Jika tak ada, cukup dengan garam.
Kadang mereka merasa mual-mual setelah makan nasi aking. Pemerintah setempat pun sudah melarang keluarga ini makan nasi aking. Tapi pelarangan tanpa bantuan nyata, apa gunanya?
Ah... jadi teringat berapa butir nasi yang pernah aku buang percuma. Karena makan yang tidak dihabiskan, masak berlebih sehingga basi dan masuk ke tempat sampah. Sebutir... dua butir... tiga butir... Ah... banyak ternyata!
Ya Alloh... Ampuni hamba-Mu yang kurang bersyukur ini. Membuang rejeki yang tlah Kau berikan. Padahal ada hamba-Mu yang lain, harus bersusah payah mencari rejeki agar tidak kelaparan, agar tetap bertahan hidup.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
No comments:
Post a Comment